Sunday, April 17, 2016

Mengendalikan Diri Ketika Emosi

Dalam hidup ini setiap manusia memiliki emosi dasar yang menjadi watak manusia yang ada dalam dirinya. Apa sesungguhnya makna kata “emosi” ini ? Menurut para ahli psikologi, emosi didefinisikan sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.” Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence mengatakan, emosi merujuk pada suatu perasaan dan serangkaian pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan bilogis dan psikologis, dan serangkain kecenderungan untuk bertindak.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995).
Biasanya emosi juga merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Memang berbalik kepada diri tiap-tiap orang sendiri. Apakah bisa menjaga emosinya agar tetap stabil atau malah tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri yang biasanya dapat memacu ke hal-hal yang negatif.
Setiap orang pasti memiliki cara tersendiri untuk mengatasi emosi yang berlebihan. Misalnya seseorang memiliki cara untuk meredam emosi ketika sedah marah dan kesal. Begitupun dengan saya, saya memiliki beberapa cara untuk mengendalikan dan meredam emosi saya yang berlebihan ketika berhadapan dengan suatu hal yang memacu emosi. Berikut adalah cara-cara saya untuk mengendalikan diri ketika sedang emosi :

  1. Diam
Bagi saya, diam adalah cara terampuh untuk mengendalikan diri saya dari emosi yang berlebihan. Karena dengan diam, mungkin tidak akan membuat suasana menjadi lebih buruk dibandingkan meluapkan emosi yang bisa memacu diri kita untuk mengeluarkan kata-kata yang tidak karuan dan tidak sopan misalnya. Setiap kali saya merasa emosi terhadap suatu hal, saya pasti lebih memilih untuk diam dan merenungkannya sejenak agar emosi saya lebih reda dan stabil.
  1.  Menjauh dari sumber emosi
Ketika saya sedang emosi, saya memilih menjauh sejenak dari sumber emosi dan mencari suasana yang lebih membuat hati saya tenang. Dengan menjauh dari sumber emosi, dapat membuat saya lebih rileks agar dapat berpikiran jernih kembali.
  1. Intropeksi
Ada baiknya ketika kita sedang emosi, kita bisa melihat kembali penyebab diri menjadi emosi. Bisa saja kita salah menilai sesuatu dan menyebabkan kesalahpahaman. Karena apa yang kita pikirkan tidak selalu benar dari sudut pandang orang lain, maka usahakan untuk melakukan intropeksi agar kita bisa meninjau kembali masalah yang ada.
  1. Meminta pendapat orang lain
Ketika emosi, pasti pikiran tidak jauh dari hal-hal yang negatif dan tidak bisa berpikiran jernih. Oleh karena itu, saya cenderung meminta pendapat kepada teman atau orang sekitar yang saya percaya bisa memberikan masukan dan saran ketika pikiran saya sedang tidak stabil akibat emosi. Dengan bercerita dan meminta pendapat, setidaknya bisa meringankan beban diri dan membuat hati lebih lega.

  1. Menyelesaikan masalah

Bagi saya, ketika sedang emosi diam memang cara yang ampuh untuk meredakan emosi saya yang sedang meluap, tetapi dengan diam tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. Maka dari itu ketika emosi mulai reda dengan cara diam tadi, maka usahakan untuk menyelesaikan masalah yang ada penyebab emosi itu sendiri agar tidak berlanjut dan menjadi sebuah dendam dan memperkeruh masalah.

0 comments:

Post a Comment

 

Nurul Hanifah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template