Dalam
hidup ini setiap manusia memiliki emosi dasar yang menjadi watak manusia yang
ada dalam dirinya. Apa sesungguhnya makna kata “emosi” ini ? Menurut para ahli
psikologi, emosi didefinisikan sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan
pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.”
Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence mengatakan, emosi merujuk
pada suatu perasaan dan serangkaian pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan
bilogis dan psikologis, dan serangkain kecenderungan untuk bertindak.
Emosi berkaitan
dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah
satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan
motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku
intensional manusia. (Prawitasari,1995).
Biasanya emosi juga merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar
dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan
suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong seseorang berperilaku menangis. Memang berbalik kepada diri
tiap-tiap orang sendiri. Apakah bisa menjaga emosinya agar tetap stabil atau
malah tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri yang biasanya dapat memacu ke
hal-hal yang negatif.
Setiap orang pasti memiliki
cara tersendiri untuk mengatasi emosi yang berlebihan. Misalnya seseorang
memiliki cara untuk meredam emosi ketika sedah marah dan kesal. Begitupun
dengan saya, saya memiliki beberapa cara untuk mengendalikan dan meredam emosi
saya yang berlebihan ketika berhadapan dengan suatu hal yang memacu emosi.
Berikut adalah cara-cara saya untuk mengendalikan diri ketika sedang emosi :
- Diam
Bagi saya, diam adalah cara
terampuh untuk mengendalikan diri saya dari emosi yang berlebihan. Karena
dengan diam, mungkin tidak akan membuat suasana menjadi lebih buruk
dibandingkan meluapkan emosi yang bisa memacu diri kita untuk mengeluarkan
kata-kata yang tidak karuan dan tidak sopan misalnya. Setiap kali saya merasa
emosi terhadap suatu hal, saya pasti lebih memilih untuk diam dan
merenungkannya sejenak agar emosi saya lebih reda dan stabil.
- Menjauh dari sumber
emosi
Ketika saya sedang emosi, saya
memilih menjauh sejenak dari sumber emosi dan mencari suasana yang lebih
membuat hati saya tenang. Dengan menjauh dari sumber emosi, dapat membuat saya
lebih rileks agar dapat berpikiran jernih kembali.
- Intropeksi
Ada baiknya ketika kita sedang
emosi, kita bisa melihat kembali penyebab diri menjadi emosi. Bisa saja kita
salah menilai sesuatu dan menyebabkan kesalahpahaman. Karena apa yang kita
pikirkan tidak selalu benar dari sudut pandang orang lain, maka usahakan untuk
melakukan intropeksi agar kita bisa meninjau kembali masalah yang ada.
- Meminta pendapat orang lain
Ketika emosi, pasti pikiran
tidak jauh dari hal-hal yang negatif dan tidak bisa berpikiran jernih. Oleh
karena itu, saya cenderung meminta pendapat kepada teman atau orang sekitar
yang saya percaya bisa memberikan masukan dan saran ketika pikiran saya sedang
tidak stabil akibat emosi. Dengan bercerita dan meminta pendapat, setidaknya
bisa meringankan beban diri dan membuat hati lebih lega.
- Menyelesaikan masalah
Bagi saya, ketika sedang emosi
diam memang cara yang ampuh untuk meredakan emosi saya yang sedang meluap,
tetapi dengan diam tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. Maka dari itu
ketika emosi mulai reda dengan cara diam tadi, maka usahakan untuk menyelesaikan
masalah yang ada penyebab emosi itu sendiri agar tidak berlanjut dan menjadi
sebuah dendam dan memperkeruh masalah.
0 comments:
Post a Comment